Nama Buku : By: Coffeshop (Pesan dari Kedai Kopi)
Penulis : Lubna Iasya
Penerbit : Ellunar Publisher
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 978-602-5938-30-6
Orang sangar yang bukunya kubaca malam itu. Di Rendezvous. Yang setelah ini, dan seterusnya. Akan kusebut .... Kamu.
Sebelum aku mulai mereview buku
ini, aku ingin bercerita tentang bagaimana buku ini menarik di mataku. Kemarin,
buku ini sampai ditanganku dari seorang teman. Temanku ini kemudian bercerita
tentang temannya yang menulis buku ini dan singkat cerita, temanku memintaku
menuliskan review. Setelah sekian lama
aku tak pernah menulis lagi, sebuah tantangan baru ada di depan mata. Bagaimana
tidak? Menurutku melakukan review adalah sesuatu yang cukup rumit. Kau harus
paham betul isinya, kau harus sadar betul makna tulisannya, dan kau harus buat
orang percaya apa yang kamu telah baca. Keraguan seperti ini selalu muncul
setiap kali aku berani membaca karya orang. Tapi, aku beranikan diri lebih
besar untuk mereview buku ini lebih dulu.
Buku hangat 96 halaman ini berisi
sebelas part cerita yang manis. Seperti judulnya yang bertema coffeshop, cerita
dalam buku ini tak jauh dari latar suasana kafe yang penuh dengan aroma pahit,
manis, dan membuat penasaran. Tokoh aku, digambarkan sebagai seorang perempuan
yang berkenalan dengan barista aneh tapi hangat di kafe tersebut . Lewat berbagai
kisah yang ditulis seperti jurnal harian, tokoh aku menunjukkan kedekatannya
lewat dialog-dialog yang tenang dan penuh makna. Percayalah, setiap part cerita
memiliki kesimpulannya sendiri. Gaya tulisannya yang ringan membantu pembaca
untuk dapat terus mengikuti kisahnya hingga akhir.
Sebagai remaja yang masih berusia
tujuh belas tahun, penulis sudah berani menunjukkan kisah yang runtut yang
dapat dibaca oleh seluruh kalangan usia. Kau tahu, satu hal yang aku pelajari
dari buku ini adalah keberanian untuk dapat menulis secara apa adanya. Buatku pribadi, tidak banyak
penulis dapat melakukannya. Kisah yang semacam ini mungkin bisa ditemukan di
novel teenlite yang biasa kita baca. Sementara,
part yang cukup menarik untukku adalah part #1 Aku yang membuka kisah
ini dengan manis. Menurutku, buku ini sangat cocok untuk di bawa di kafe
bersama dengan secangkir kopi atau teh hangat. Lengkap dengan senyuman yang
akan tiba-tiba muncul dari wajahmu setiap kamu membaca kisah-kisahnya. (nil)
Aku cepat cepat keluar dari kafe. Gawat! Aku mulai takut kehilanganmu.
0 komentar:
Post a Comment