Bintang Bimbang

, , No Comments

Saat ini aku sedang beranjak menjauhi langit.
Bagiku dia adalah seluas-luasnya harapan yang dulu pernah aku harap dapat ku gapai.
Dulu langit itu penuh dengan mimpiku.
Aku mau pergi kesana kemari, aku mau diam menyambut yang datang dan pergi.
Tapi aku selalu di temani dan tak kesepian langit.
Langit dahulu membuatku bisa melihat dunia terlalu sempit dan membuatku ingin terbang paling tinggi.
Langit dahulu membuatku bisa mengamati dunia lebih indah, dan bersamanya aku banyak menciptakan rencana penuh harapan akan terjadi.

Saat ini aku sedang mencoba turun kembali ke bumi.
Langit sudah terlalu jauh kujangkau tapi ia pergi semakin tinggi.
Bumi yang masih jauhpun membuatku melayang diantaranya.
Sebagian kakiku menuju bumi, sebagian mata dan hati tetap mengarah ke atas langit.
Potongan tubuhku bimbang menentukan siapa yang berhak aku hidupi.
Bumi yang menerimaku apa adanya kah?
Atau langit yang membuatku menjadi jauh memahami ada apanya?

Saat ini aku sedang mengamati.
Mana yang jauh akan mati bila aku meninggalkannya pergi.
Aku hanya cahaya kecil yang dahulu muncul di antara awan menghias langit dengan sedikit bayangnya.
Aku hanya cahaya kecil yang dahulu di mata manusia bumi adalah bintang.
Tapi kini, bila aku turun ke bumi, apa bumi masih menganggapku sama??
Ternyata bintang juga bisa bimbang.
Saat langit tak lagi menerimanya, dan bumi hanya mengenalnya sebagai cahaya,
bintang sudah tak jadi apa-apa.

(Nil)

0 komentar:

Post a Comment