Pernah gak sih kalian mengalami suatu kemunduran dalam mendefinisikan sesuatu?
Sesuatu yang sederhana contohnya. 
Seperti ketika kita bingung memilih teman, menentukan teman, hingga mendefinisikan apa itu teman.
Lalu setelahnya, topik itu membawa kita berfikir soal bagaimana seseorang disebut teman, bagaimana cara teman bergaul, dan lain sebagainya?

Menurutku, setiap orang punya cara sendiri mendefinisikan arti "teman" di dalam hidupnya. 
aku pernah mengenal seorang introvert. Dalam kamusnya, teman adalah segalanya. Ia adalah rumah yang nyaman untuk ditinggali, sehingga bagi orang-orang introvert, mereka punya cara sendiri menentukan dan memilih teman mereka. Biasanya, mereka tidak banyak memiliki teman seperti kebanyakan orang. Temannya bisa dihitung dengan jari. Tetapi anehnya, pertemanan mereka bisa berlangsung bertahun-tahun. Teman introvertku ini berteman dengan lima temannya sekitar hampir lima sampai enam tahun (sampai saat ini). Lalu selain itu, biasanya mereka juga cenderung mementingkan teman dibandingkan segalanya. Karena mereka susah akrab dengan orang baru, mereka akan lebih cenderung ramah kepada teman mereka. 

Sedangkan aku, adalah tipe extrovert. 
Kami berbeda 180 derajat bahkan lebih dari itu. 
Kami tipe orang yang terbuka kepada siapapun, dan kami gampang berteman dengan siapapun. Makanya banyak yang mengatakan bahwa tipe kami adalah tipe manusia yang dapat menyesuaikan diri dimanapun dan kapanpun. Kami cenderung jujur dan ceplas ceplos, dan ramah kepada siapapun. Dari pengalamanku, aku banyak menemukan teman baru melalui jejaring sosial, komunitas, dll. Mereka kebanyakan adalah teman-teman yang baru kita temui, tapi langsung akrab dengan kita entah kenapa. Jadi pertemanan kami cenderung lebih pendek dibandingkan dengan orang-orang tipe introvert yang bisa betah berlama-lama dalam berteman. 

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman introvert berdebat denganku soal enaknya menjadi manusia extrovert. Mereka bilang, kami bisa punya teman sana sini, kami bisa bergabung dengan siapapun, dan kami bisa bergaul dengan siapapun tanpa takut kesepian. Ia bilang bahwa tipe introvert selalu mandiri melakukan apapun sendiri. Ia gampang ditinggalkan oleh semua orang. Sedangkan kami yang merupakan tipe extrovert gampang mencari pengganti orang yang pergi tersebut. 

Jujur, statement itu tidak sepenuhnya benar menurutku. 
Kami juga punya masa sepi yang kami rasakan sendiri. 
aku pribadi adalah tipe orang yang tidak gampang menyembunyikan ekpresi dan kegalauan.
Tapi aku gampang mencari pelarian ke berbagai komunitas. 
kalo mereka bilang bahwa kami adalah manusia yang punya banyak teman kesana kesini, aku bisa bilang bahwa kebanyakan teman kami adalah bukan benar-benar teman yang tulus. 
teman teman kami hanyalah ilusi dari pertemuan demi pertemuan, 
lalu gampang pergi dan hilang entah sejak kapan dan bagaimana.
kami susah mencari teman yang jujur mau mendampingi.
itu sebabnya, tipe extrovert mempunyai sifat yang susah percaya dengan orang lain.
aku salah satu yang susah memberi kepercayaan kepada setiap orang. 
jadi, hanya karena kita punya banyak aktifitas, bukan berarti kami punya teman sebanyak aktifitas kami. 
kami juga sering melalui apapun seorang diri, bahkan kami terkadang merasa lebih sepi dibandingkan orang-orang introvert. 
kami juga sering menyemangati diri kami sendiri, karena kami tidak punya teman spesial yang melakukan hal tersebut.
pada intinya, hidup kami hanyalah festival kesenangan.
kami bersenang-senang seperti yang orang lain liat, meski yang kami liat kami hanyalah tokoh bisu yang dimanfaatkan banyak orang..
kami menipu diri kami sendiri setiap hari. 
kami terjebak dalam perdebatan tentang bagaimana orang ekstrovert harus menyesuaikan diri setiap hari. 
Seperti itu. 

Perdebatan temanku introvert dan aku ekstrovert masih terus berlanjut hingga tengah malam.
tapi kami selalu punya argument. Yah, karena setiap orang suka berbicara dan suka menang dalam setiap kesempatan. Jadi, malam lalu kami tak dapat menemukan kesimpulannya. 

Tetapi lewat tulisan ini, aku berharap kita yang berbeda, baik introvert atau ekstrovert dapat saling memahami. Bahwa kita punya sepi sendiri sendiri yang bisa kita bagi. Kita punya ramai sendiri sendiri yang bisa kita nikmati. Kita punya rumah sendiri sendiri untuk pergi dan tinggal setiap selesai menikmati hari. Kita berbeda dan kita akan tetap menemukan perbedaan itu dimanapun. Jadi, pahami. Bahwa setiap orang tidak harus menjadi orang lain. (Nil)




Menurutku,
pertama bukan suatu kata yang bisa didiskripsikan dengan begitu mudah.
Ia seperti halnya sikapmu yang penuh makna ambiguitas,
dan Ia seperti sikapmu yang dingin, tapi kadang begitu hangat kurasakan.
Pertama adalah sebuah kata yang memiliki arti dalam bagiku.
Bagaimana tidak.
kamu adalah kata pertama yang muncul dalam pikiranku.
Kantor paling sibuk di duniaku,
memberikan pengertian tentang dirimu saat aku ditanya peristiwa berkesan
yang kualami untuk pertama kali.
Kamu, orang yang menjadi diskripsiku tentang kata pertama,
sudah merupakan yang pertama, entah sejak kapan.

Untuk pertama kalinya,
aku jatuh cinta dengan lelaki sepertimu.
Lelaki yang tidak pernah aku bayangkan,
tapi tiba-tiba menjadi orang pertama yang menahan segala emosiku.
Untuk pertama kalinya,
aku harus belajar menerima hatiku berlabuh untuk lelaki pertama
yang berbeda 180 derajat dengan impianku.
Jangankan impian, kamu bukanlah tipe yang kuinginkan pada awalnya.
Tak satu haripun, bahkan detikpun aku membayangkan orang sepertimu.
Untuk pertama kalinya,
aku tertawa karena becandamu yang tak bisa aku mengerti lucunya dimana.
Untuk pertama kalinya,
aku menangis, meratap,
dan memohon untuk lelaki yang sepertimu.
dan hari ini,
Untuk pertama kalinya,
aku merindu.
Rindu kekanakan yang membuatku menangis,
karena ini kali pertama aku memohon kepada lelaki untuk menelponku dan berbalas rindu.
tapi Untuk pertama kali juga,
aku mendengar bahwa rindu bukan sesuatu yang perlu aku sampaikan dengan begitu berlebihannya.
untuk pertama kalinya,
aku mendengar lelakiku tak menyukai rinduku.

Pertama,
adalah dirimu yang membuatku luluh.
Pertama,
adalah dirimu yang membuatku membisu.
Pertama,
adalah dirimu yang membuatku rindu.
sangat sangat rindu.

aku menyukai kata pertama.
"Aku istimewa" menurutmu.
dan kamu adalah keistimewaan lain yang aku temukan untuk pertama kali juga.
aku menyukai dirimu yang pertama.
"kamu luar biasa" menurutmu.
dan kamu adalah keluarbiasaan yang lain yang belum aku temukan dalam diriku.

tetaplah menjadi orang pertama yang berbeda.
hingga biarkan aku bertekuk lutut untuk yang pertama kalinya padamu.


#pertama
#blogger
#rindu
#kutipan


Malang, 01 Februari 2017



Nama Buku : The Steal Like An Artist Journal (buku catatan untuk Para Kleptomaniak Kreatif)
Penulis : Austin Kleon
Penerbit :  Noura Books 
Tahun Terbit : Oktober 2016
Isbn : 978-602-385-179-9 
Dimensi Buku : 228 hlm, 15x20cm
Harga Buku : Rp. 59.000.,



Pablo Picasso berkata “Seni Adalah Pencurian”
Begitulah kalimat utama yang saya dapat sampaikan ketika pertama kali saya membuka buku unik yang satu ini. Biasanya saya tidak suka membaca buku semacam ini. Tetapi judulnya yang unik, membuat saya penasaran membeli. Buku yang ditulis dan didesain persis seperti jurnal harian tersebut, didesain agar pembaca dapat melihat dunia seperti seorang seniman, yang selalu “mengintai kesempatan”, selalu mengumpulkan ide, selalu mencari setetes inspirasi selanjutnya yang bisa diangkat, yang bisa membuat kita menjadi seorang kleptomaniak kreatif.

Buku ini memberi gambaran bahwa tidak semua kleptomaniak selalu mencuri hal-hal yang buruk. Kreatif menurut buku ini merupakan cara bagaimana melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan mampu mengurangi keterbatasan. Kreatif menciptakan ide dapat dimulai dengan c=ara yang sederhana, seperti menulis dalam jurnal ini tentang apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, dan apa yang kita lakukan. Austin memberikan beberapa latihan yang dapat digunakan pembaca untuk dapat mencuri ide disekitarnya, seperti menuliskan 10 hal yang ingin dipelajari, menggambar beberapa hal, memberikan tantangan untuk pergi ke toko buku, caffe, hingga menemukan sebuah nota atau pesan di sebuah tempat. Meskipun buku ini banyak menguras waktu karena kita harus mengisi latihan demi latihan dalam buku tersebut, saya rasa buku ini akan menghasilkan karya yang berbeda bagi tiap penulisnya. Buku ini memberikan gambaran kepada pembaca agar dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar, dan teliti terhadap berbagai hal sederhana. Di akhir buku, kita juga akan menemukan arsip curian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai inspirasi yang anda temukan. Buku ini sangat mudah digunakan. Kita hanya perlu membawanya kemanapun, mengerjakan setidaknya satu latihan sehari, dan mengulangi dua langkah pertama sampai seluruh halamannya terisi. (Nil)


Nama Buku : Rumah Kertas
Penulis : Carlos Maria Dominguez
Penerjemah : Ronny Agustinus
Penerbit : Marjin Kiri
Tahun Terbit : Oktober 2016
Isbn : 978-979-1260-62-6 
Dimensi Buku : 76 Hlm, 12x19cm
Harga Buku  : Rp. 34.000.,


Seorang professor sastra di Universitas Cambridge, Inggris, tewas ditabrak mobil saat sedang membaca buku. Rekannya mendapati sebuah buku aneh dikirim ke alamatnya tanpa sempat ia terima: sebuah terjemahan berbahasa Spanyol dari karya Joseph Conrad yang dipenuhi serpihan-serpihan semen kering dan dikirim dengan cap pos Uruguay. Penyelidikan tentang asal usul buku aneh itu membawanya (dan membawa pembaca) memasuki semesta para pecinta buku, dengan berbagai ragam keunikan dan kegilaannya!
___
Apa jadinya bila anggapan bahwa “buku bisa membuat seseorang terbunuh” adalah nyata? Seorang professor bernama Bluma yang selalu mengabdikan hidupnya pada sastra, tak pernah membayangkan bahwa sastra menjadi penyebab kematiannya. Akibatnya, Rekan satu Universitas sekaligus kolega yang harus menggantikan peran Bluma, harus memulai perjalanan misterius mencari kebenaran issu kematian Bluma sekaligus mengembalikan sebuah paket berisi sebuah buku misterius dari Uruguay. Perjalanan penuh tantangan harus dialami si tokoh utama. Ia lantas bertemu dengan banyak orang yang berhubungan dengan Bluma sebelum  Ia meninggal. Mulai dari para kolektor buku yang ulung, hingga orang-orang yang tahu tentang jejak keberadaaan Carlos Brauer, pemilik buku misterius tersebut.
Saya mengutip beberapa kalimat yang cukup menggambarkan karakter para pecinta buku dalam buku di atas. “Orang-orang ini ada dua golongan: pertama, kolektor, yang bertekad mengumpulkan edisi-edisi langka, majalah Horacio Quiroga di Salto, edisi pertama buku-buku Borges sekaligus artikel-artikelnya di majalah. …. Lainnya, ada para kutu buku, pelahap bacaan yang rakus, seperti Brauer itu, yang sepanjang umurnya membangun koleksi perpustakaan yang penting. Pecinta buku tulen, yang sanggup mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk buku yang akan menyita waktu mereka berjam-jam, tanpa berkebutuhan lain kecuali untuk mempelajari dan memahaminya.”
Dulu saya pikir, penyuka buku hanyalah seorang yang rela mengabdikan dirinya untuk terus membaca buku, tetapi novel ini menjelaskan definisi tersebut lebih dari apa yang saya bayangkan. Buku dan penyukanya memiliki konteks tersendiri dan alasan yang beragam tentang hal tersebut. Buku ini membuat saya berfikir bahwa apa yang dituangkan dalam sebuah buku, mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang dapat mengubah persepsi seseorang akan sesuatu dan bisa memberikan gambatan untuk para pembaca yang lainnya.
Buku ini ditulis dengan sangat sederhana. Meskipun buku ini termasuk karya terjemahan, pembaca dapat mudah memahami maksud dari isi buku dan dapat terbawa masuk ke dalam tulisan tulisan Carlon. Buku ini membuat saya masuk ke dalam dimensi yang sangat alami, yang rasanya dapat langsung dirasakan oleh saya. Buku ini seperti teman yang mengerti perasaan para pecinta buku, tentang bagaimana cara menghargai sebuah buku dan mencintai buku dengan cara yang beragam. (Nil)






Apa yang akan kamu alami jika kamu jadi aku
Pernahkah kamu merasa bahwa waktu tiba-tiba berhenti saat memandang orang yang kamu cinta?
Pernahkah kamu merasa bahwa jantungmu serasa berdegup kencang ketika cinta datang di sebelahmu?
Pernahkah kamu merasa seperti akan mati jika tidak menemukan sosok yang kamu cinta ada di sekitarmu?
Pernahkah kamu merasa bahwa orang yang kamu cinta itu adalah yang paling istimewa?
Pernahkah kamu merasa cemburu ketika melihat orang yang kamu cinta sedang berjalan dengan orang lain selainmu?
Pernahkah kamu merasa sedih ketika melihat orang yang kamu cinta menangis di hadapanmu?
Pernahkah kamu merasa amat kehilangan saat tahu bahwa orang yang kamu cinta tidak Bisa berada di sekitarmu untuk sementara waktu?

Aku masih bertanya padamu,
Apa yang akan terjadi jika kamu jadi aku
Bagaimana perasaanmu melihat orang yang kamu cinta tidak mencintaimu?
Bagaimana perasaanmu mendengar orang yang kamu cinta tidak mencintaimu?
Bagaimana perasaanmu mengetahui orang yang kamu cinta sudah memilih orang lain yang lebih dia suka?
Bagaimana perasaanmu jika cinta yang kamu punya saat itu bertepuk sebelah tangan dan hanya berbekas luka?
Bagaimana perasaanmu jika itu terjadi dan kamu yang harus mengorbankan cintamu demi kebahagiaan orang yang kamu cintai?
Bagaimana yang terjadi?

Jika aku bisa, dan jika kamu jadi aku..
Bisakah kamu melepas perasaan yang disebut “cinta” itu dari hatimu?
Bisakah kamu melepas semua perasaan alami yang disebut “cinta” itu dari hidupmu?
Bisakah kamu melepas rasa sayang dan rindu demi dia yang jelas-jelas  tidak mencintaimu?
Bisakah kamu tidak menangis merelakan sosok yang kamu cinta untuk orang lain?
Bisakah kamu tidak sedikit saja meneteskan airmata saat sosok itu sudah bahagia dengan pilihannya?
Bisakah kamu tersenyum melihatnya bergandengan tangan dengan orang yang sudah dipilihnya?
Dan
Bisakah kamu hidup tanpa dia dan membuka hatimu untuk orang lain setelah dia meninggalkanmu??

Kalo kamu jadi aku, aku jelas tidak tahu apa yang kamu lakukan
Tapi aku tahu,
Kamu dan aku, akan melakukan hal yang sama, yang selalu dilakukan orang yang jatuh cinta
PENGORBANAN !!!
Kamu dan aku, akan mengorbankan cinta untuk orang yang dicintai
Kamu dan aku, akan mencoba tersenyum sebaik mungkin jika melihatnya bahagia dengan orang yang dicintai
Kamu dan aku, akan memberikan dukungan sebanyak mungkin saat dia sedih dan ada masalah dengan orang yang dicintai
Kamu dan aku, akan berusaha menatap hari esok dengan tetap membawa cintanya dihatimu dan masih bisa mencintai orang lain meski tidak sebesar cinta dengan orang yang dicintai
Kamu dan aku, akan tetap menantinya.
Sampai ujung usia dan berapapun waktu sudah membuat orang yang dicintai melupakan kita
Dia, orang yang di cintai itu,
Akan tetap jadi SATU-SATUNYA bagiku dan bagimu
Bila Kamu Jadi Aku. !!!


18 Agustus 2011