Uniknya, Sejak wajahmu menjadi kenangan buruk dalam tiap mimpiku,
Aku merasa bahwa pagi selalu menjadi waktu paling buruk bagi diriku sendiri.
Ia membuatku menganggap malam adalah realitas karena ada dirimu disana,
sementara pagi menjadi mimpi tersedih yang tak berkesudahan karena tak ada lagi bayanganmu di depanku.


-nil


Aku tahu kita tengah berada di sebuah pesawat mimpi yang berbeda.
Mereka membawa kita terbang jauh ke atas.
Semakin lama semakin kencang,
tapi lancar berjalan mengarungi deretan mimpi-mimpi pribadi kita masing-masing.
Pesawat itu membawa kita pada suatu tempat yang berbeda,
yaaaaa tapi tetaplah tempat itu ada pada mimpi besar kita.
Lalu, kita saling membelot.
Aku menuju ke mimpi besarku di arah kanan,
sementara kau berjalan menuju mimpi besarmu di arah kiri.
Kita lalu saling mempersiapkan diri dengan bawaan kita sendiri,
dan terjun menuju mimpi kita masing-masing tanpa melihat satu sama lain.
Tanpa melihat ke arah masing-masing.
Bahkan ironisnya, kita lupa mengucapkan selamat tinggal pada diri kita masing-masing.


Aku tahu saat ini kita tengah asik berada pada mimpi besar,
yang membuat kita dapat diakui oleh diri kita sendiri.
Semakin lama kita berjalan, kita hanya berada pada tumpukan kesusahan,
lalu kita merenung, mengeluh, lalu capek dan membiarkan semuanya berlalu.
Mimpi besar yang kita bawa seolah adalah beban yang harus kita emban dan kita pertanggungjawabkan pada diri kita masing-masing.
Itu sebabnya, mungkin bila kita mengaca pada saat kita meninggalkan pesawat,
wajar bila kita tak pernah mau mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang nyaman.
Rasanya aneh, meninggalkan pesawat yang sering kita tumpangi,
lalu berada di sebuah lahan baru berisi tantangan dan harga diri.
Mungkin tak apa tak ada ucapan selamat tinggal.
Setelah ku fikirkan, tak ada rasa bersalah bagimu meninggalkanku seorang diri dalam mimpi besarku,
sedangkan kau mulai memulai mimpi besarmu lagi menyusulku ke tempat ini.
Aku mulai tau kau tengah berjuang pun seorang diri.
dan aku mulai paham aku pun demikian.

Aku tahu saat ini kita tengah merasa bahagia mengejar mimpi kita masing-masing.
Kita juga pernah capek dan bodoh.
Tapi berjuang adalah cara kita bertemu.
Bersama-sama kita saling menjadi manusia yang puas dengan dirinya sendiri,
sebelum memuaskan dan memantaskan diri untuk orang lain.


terakhir,
Aku tahu, saat ini kita tengah berdoa untuk segala hal yang baik.
Entah dalam doa baikmu ada namaku, aku tak tahu.
Tapi aku percaya hal baik akan dipertemukan hal baik.
Mungkin bila hal baik bertemu hal yang buruk, tujuannya tetap adalah menyuruh kita menjadi manusia baik.
Bisa jadi, kebaikan kita dengan diri kita sendiri, akan berakhir dengan kita tahu siapa diri kita.
Bisa jadi, bila kita tahu siapa diri kita, kita pun juga akan mengerti bahwa kita punya kualitas yang sama.
Bisa jadi, bila kita paham kualitas kita, kita akan jadi yang lebih banyak bersyukur.
Bisa jadi, bila kita selalu mensyukuri apa yang ada, kita akan menjadi manusia yang paham tentang tujuan kita hidup dengan mimpi-mimpi besar kita.
Mimpi besar yang membawamu pada tempat yang baik,
Mimpi besar yang membawamu mengenal dirimu sendiri.
dalam mimpi semacam itu, aku tetap hidup dengan mengingatmu.



-Nil