Entah semestaa baik atau malah tidak, 

Hari ini di depan mataku aku lihat kalian. 

Saling tersenyum di pinggir jalan. 

Saling mengobrol santai dan sesekali saling pandang,

Awalnyaa aku pikir jaket merah itu hanya mirip seperti punyamu. 

Awalnyaa aku pikir itu orang lain yang punya gaya rambut sepertimu. 

Tapi kenapa rasanya dadaku sakit sekali melihat orang asing?

Di atas motorkuu yang biasanya kita naiki sama sama, 

Aku pelankan kecepatan. 

Aku beranikan klakson berkali-kali dengan harapan bahwa kau takkan menoleh 

(karena kalau menoleh mungkin aku lebih tidak sanggup lagi). 

Tapi itu betul kauu. 

Benar benar kau yang matanya selalu hangat.. 

Dan setelah kupastikan ketiga kali dengan melewati jalur yang sama, 

jawabannya tetap sama. 

Itu benar kau.


Entah ini karena semesta baik atau tidak, 

Aku malah ingin kau terus melirik ke arahku. 

untuk memastikan bahwa itu memang kau.

tapi obrolanmu sungguh asik. 

kau takkan menoleh.

panass piluh di pipiku tiba-tiba membangkitkan rasa gemetar.

tanganku bahkan ikut berdetak seperti dadakuu yang tidak bisa diam. 


Entah ini karena semesta baik atau tidak, 

aku terus mengejar motormu. 

di belakangmu, aku menyaksikan keindahan.

dua insan sedang saling memadu.

dan aku adalah pengganggu