(Lagu dapat di dengarkan di youtube ini)

Ku bawakan ku bawakan
Kau nyala api
Tiuplah tiuplah 
Mati kembali

Mari kita rayakan cemburu
Yang sedang ganas ganasnya menyerang
Tepat di ulu 
hatimu 

Beri juga beri juga 
Tepuk tangan yang riuh 
Untuk dia untuk dia
Yang memilih menjauh
Bergegas berkemas berlayar 
Dari tangisanmu
Yang mulai melanda
Saat kau sedang sayang sayangnya 
Di bawah bulan yang bulat sempurna
Kau memintaku bersaksi

Aku ingin jadi jantungmu dan berhenti semauku
Agar kau tahu 
Rasanya hampir mati 
Ditikam patah hati
Aku ingin jadi jantungmu dan berhenti semauku
Agar kau tahu 
Rasanya hampir mati 
Ditikam patah hati 

Dengarlah tidak
Kau suara itu 
Dengarlah tidak 
Kau suara itu 

Itu suara 
Detak nya nyawaku 

-------

Ku perintahkan 
Pada langit 
Tuk meminta matahari 
Kembali pulang 
Pulang 
Kembali 
Ke punggung lautan 

Karena ku rindukan ibu bulan
Memainkan lagu romantisnya
Ditambah ubut dan kita yang sedang 
Menari di atas merahnya anggur 

Seperti sihir dua bibir kita 
Anggun berayun 
Mendekat melekat
Jantung kita tak seirama 
Apakah ini namanya 

Mungkinkah ini bahasanya untuk orang orang sepertiku
Apakah mungkin 
Ini yang lama aku tunggu 


Seperti sihir dua bibir kita 
Anggun berayun 
Mendekat melekat
Jantung kita tak seirama 
Apakah ini namanya 


Jangan 
Jangan kau percaya 
Ini bukan 
Seperti 
Yang kau kira 

Jatuh cinta tak selalu tak sengaja
Jatuh di tanah ubud


Nama Buku      : By: Coffeshop (Pesan dari Kedai Kopi)
Penulis             : Lubna Iasya
Penerbit           : Ellunar Publisher
Tahun Terbit    : 2018
ISBN                : 978-602-5938-30-6

Orang sangar yang bukunya kubaca malam itu. Di Rendezvous. Yang setelah ini, dan seterusnya. Akan kusebut .... Kamu.

Sebelum aku mulai mereview buku ini, aku ingin bercerita tentang bagaimana buku ini menarik di mataku. Kemarin, buku ini sampai ditanganku dari seorang teman. Temanku ini kemudian bercerita tentang temannya yang menulis buku ini dan singkat cerita, temanku memintaku menuliskan review. Setelah sekian lama aku tak pernah menulis lagi, sebuah tantangan baru ada di depan mata. Bagaimana tidak? Menurutku melakukan review adalah sesuatu yang cukup rumit. Kau harus paham betul isinya, kau harus sadar betul makna tulisannya, dan kau harus buat orang percaya apa yang kamu telah baca. Keraguan seperti ini selalu muncul setiap kali aku berani membaca karya orang. Tapi, aku beranikan diri lebih besar untuk mereview buku ini lebih dulu.

Buku hangat 96 halaman ini berisi sebelas part cerita yang manis. Seperti judulnya yang bertema coffeshop, cerita dalam buku ini tak jauh dari latar suasana kafe yang penuh dengan aroma pahit, manis, dan membuat penasaran. Tokoh aku, digambarkan sebagai seorang perempuan yang berkenalan dengan barista aneh tapi hangat di kafe tersebut . Lewat berbagai kisah yang ditulis seperti jurnal harian, tokoh aku menunjukkan kedekatannya lewat dialog-dialog yang tenang dan penuh makna. Percayalah, setiap part cerita memiliki kesimpulannya sendiri. Gaya tulisannya yang ringan membantu pembaca untuk dapat terus mengikuti kisahnya hingga akhir.

Sebagai remaja yang masih berusia tujuh belas tahun, penulis sudah berani menunjukkan kisah yang runtut yang dapat dibaca oleh seluruh kalangan usia. Kau tahu, satu hal yang aku pelajari dari buku ini adalah keberanian untuk dapat menulis secara  apa adanya. Buatku pribadi, tidak banyak penulis dapat melakukannya. Kisah yang semacam ini mungkin bisa ditemukan di novel teenlite yang biasa kita baca. Sementara,  part yang cukup menarik untukku adalah part #1 Aku yang membuka kisah ini dengan manis. Menurutku, buku ini sangat cocok untuk di bawa di kafe bersama dengan secangkir kopi atau teh hangat. Lengkap dengan senyuman yang akan tiba-tiba muncul dari wajahmu setiap kamu membaca kisah-kisahnya. (nil)

Aku cepat cepat keluar dari kafe. Gawat! Aku mulai takut kehilanganmu.