Nama Buku : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)
Penulis : Marchella FP
Penerbit : PT Gramedia
Tahun terbit : 2018
ISBN : 978-602-424-821-5 
Harga buku : Rp 125.000

Nanti bila kamu datang ke hidup orang lain, beri tahu alasannya. Hingga nanti, kamu harus berhenti, beri tahu alasannya. Jangan siksa mereka menebak lanjutan cerita. -(@marchellaFP)

Kutipan di atas adalah salah satu dari keseluruhan tulisan yang aku suka dari buku biru dongker yang satu ini. Satu kata yang sangat ingin aku tulis dari buku ini, TAKJUB. Kenapa? Karena buku ini benar-benar menyenangkan sekali untuk dibaca.

Jujur, aku mulai mengenal #NKCTHI dari sebuah Instagram bernama @nkcthi dan mulai tertarik menjadi pengunjung setia IG tersebut.  Lalu, aku mulai mengenal penulisnya yang ternyata adalah penulis buku Generasi 90-an yang juga sukses memanjakan para pembacanya dengan memorial tahun tersebut. Berbeda dengan series buku generasi 90-an, NKCTHI mengawali kisahnya dengan berinteraksi di IG dengan membuat pertanyaan seputar kondisi sehari-hari dan membuka wadah saling berbagi cerita. Marchella lalu menyimpulkan cerita tersebut dalam satu frasa sederhana, yang bisa kamu temukan dalam buku yang satu ini.

Menurutku, buku ini bukanlah buku kutipan biasa seperti buku lainnya yang akhir-akhir banyak kita temui di pasaran (hehhe). Selain karena dalam buku ini kalian bisa menemukan beberapa kutipan yang ditulis dengan cara yang sederhana, buku ini juga berisi bermacam ilustrasi yang digambar sendiri oleh penulisnya. Itu sebabnya kenapa buku ini terlihat instagrammable dan seru. Selain itu, Marchella juga membuat sebuah playlist lagu-lagu di Sportify dengan nama yang sama seperti bukunya, yang dapat dinikmati bersama saat membaca buku ini.

Best of my experiences, Buku ini susah sekali di temukan saat awal mulai launching. Meskipun Marchella sudah membuat pre-order di awal launching, buku ini sold out di hampir semua toko buku di Indonesia. Aku sendiri, dengan sangat beruntung, menemukan buku ini tinggal dua di Togamas Suhat Malang setelah sekian lama mencari di Gramedia dan kehabisan hehhe. (Tapi aku berharap kamu lebih bisa menemukan buku ini sesegera mungkin di manapun.)

Aku tidak pernah menyesal membeli buku ini karena buku ini benar-benar merefleksikan segara kepenatan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Buatku pribadi, aku bisa lebih mendapatkan banyak motivasi berharga dari sudut pandang yang benar-benar berbeda dari pikiranku selama ini. Kuncinya saat beli buku ini adalah satu : Kejutan. Kamu mungkin akan membeli buku ini seperti orang lain. Barangnya mungkin sama, cetakannya mungkin sama, dan tulisannya mungkin sama. Tapi aku yakin bahwa kamu akan memaknai buku ini secara lebih pribadi. Karena menurutku, buku berwarna-warni ini benar-benar memberikan kejutan kepada siapapun yang membacanya.

Terakhir, aku ingin menutup review ini dengan kutipan dari buku tersebut.

Orang pertama yang bisa selamatkan diri, Ya... Kita sendiri.


Selamat membaca, Guys J














by @nilayunilasari__



Nama Buku  : Love Unlove Repeat
Penulis          : Adi K.
Ilustrator       : Emte
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit   : 2018
ISBN             : 978-602-03-8138-1
Harga buku    : Rp 55.000

Writing poems about you is not as easy as fogetting you.

Melupakan seseorang yang pernah hadir dalam hidup kita sepertinya adalah hal yang mudah. Padahal tidak. Rasa galau karena kehilangan orang yang kita sayang tersebut akan semakin besar dan berkembang setiap hari. Seperti halnya perasaan penulis yang ia gambarkan dalam buku kumpulan puisi berbahasa Inggris ini. Love Unlove Repeat, akan membawamu lebih merindukan orang tersebut dan akhirnya menyuruhmu tidak benar-benar melupakan orang tersebut.

Kenapa rasanya bisa seperti itu?

Ketika saya membuka buku ini, ilustrasi tiap puisi membuat saya masuk kedalam puisi itu sendiri. Belum lagi, puisi yang disampaikan bercerita mengenai kebiasaan-kebiasaan kisah cinta yang sering mengalami suka duka dan susahnya melupakan seseorang yang pernah ada di dalam kehidupan kita. Melalui buku ini, penulis mengajak kita untuk dapat menggali lebih dalam pemikiran-pemikiran kita tentang keberlanjutan cinta yang kita miliki.

Seperti halnya buku kumpulan puisi lainnya, lebih dari puluhan puisi ditulis Adi dan diilustrasikan satu per satu di satu halaman yang sama. Buku ini benar-benar enak dibaca karena meskipun keseluruhan buku ini berbahasa Inggris, kamu masih bisa memahami isi dari puisi tersebut. Penggunaannya bahasa yang sering di temui dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu alasan kenapa buku ini dapat dibaca bahkan untuk kamu yang tidak begitu paham (tapi ngerti dikit lah) tentang istilah asing. Selain itu, kamu takkan bosan membaca setiap puisinya karena alur penulisannya yang masih anak muda banget. Cocok sekali untukmu yang baru putus cinta atau sedang mengalami pasang surut dalam hubungan percintaan. Hehhe.

Saya ingin menutup resensi ini dengan membuat satu kutipan balasan untuk puisi Adi yang berjudul “Loud Heartbreak” (kalau kamu penasaran, kamu bisa baca puisinya di hal 11)

Jawabanku adalah : 
“Even if a heartbreak is too loud for me, love you alone is still something more painful. That’s why, some memories about us are better to say loudly.”  -nil

Jadi, begitulah cinta. Kita akan memaklumi setiap tangis yang kita keluarkan hanya karena kita sadar bahwa kenangan tentang cinta adalah hal yang penting dipertahankan. Buku ini akan menjadi teman menangismu yang indah untuk merindukan dia yang saat ini kamu tangisi. Semangatlah. 

-nil










Nama Buku       : Aroma Karsa
Penulis              : Dee Lestari
Penerbit             : Bentang Pustaka
Tahun terbit       : 2018
ISBN                 : 978-602-291-463-1

Teka-teki, sebelum terpecahkan, mampu menghalangi banyak hal. Perubahan, salah satunya. - Aroma Karsa (@deelestari)
  
Sebelum memulai, saya ingin bercerita bagaimana tiba-tiba novel ini ada di tangan saya. Suatu hari, seorang dosen –yang sama-sama menyukai membaca- menawariku untuk membaca sebuah novel baru yang dibelinya. Dia bercerita bahwa novel ini adalah novel Dee yang lain daripada yang lain. Awalnya aku sama sekali gak percaya. Tapi akhirnya, setelah menyelesaikan buku tersebut, aku gak bisa menggambarkan perasaanku yang kagum dengan cerita Dee.

Aku tahu karya Dee sejak Ia menulis buku Supernova. Sebagai seorang novelis, Ia cukup digandruni semua anak muda. Aku pribadi menyukai Dee karena kagum dengan risetnya dalam menulis sebuah karya. FYI, tidak semua penulis dapat melakukan itu. Dalam karya ini, Dee kembali menunjukkan bahwa riset adalah hal yang paling penting bagi penulis dapat dapat mendiskripsikan sesuatu dengan sedetail-detailnya.

Novel Aroma Karsa bercerita tentang tokoh Jati yang memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa. Pertemuan Jati dengan Raras Prayagung yang merupakan seorang pengusaha parfum kaya raya adalah awal perjalanannya mencari Puspa Karsa dan akhirnya bertemu dengan Tanaya Suma. Novel ini membawa kisah bernuansa mitologi lokal tentang keberadaan makhluk di Gunung Lawu yang syarat dengan kisah mistik. Novel tebal ini, membawaku pada imajinasi yang panjang hingga akhirnya berhasil menyelesaikan buku ini dalam waktu dua hari.

Membaca novel ini sebenarnya seperti membaca sebuah novel karya JK Rowlin yang syarat dengan petualangan yang terlihat nyata. Isinya benar-benar padat dengan makna. Jelas saja bila aku bisa menyimpulkan bahwa Dee benar-benar memberikan waktu yang sangat lama untuk mempersiapkan novel ini. Kabarnya, petualangan risetnya hampir beberapa tahun. Meski demikian, novel ini tidak terkesan berlebihan. Dari beberapa review yang ditulis di internet, pembaca versi digital betul-betul menikmati novel versi cetaknya dengan alasan bahwa Dee masih dapat menghidupkan kembali cerita bersambung dalam versi digital tersebut. Sementara aku, yang notabene adalah penikmat karya Dee versi cetak, sangat penasaran apakah kisah ini benar-benar ada dan apakah bunga puspa karsa benar-benar ada. Hehehe

Sila baca dan nikmati buku tebal ini sendirian karena sejujurnya, ending dari buku ini benar-benar diluar dugaan semua orang. Aku tidak mau membahasnya disini karena menurutku akan sangat menyenangkan bila kalian penasaran hingga akhir. Wujud dari puspa karsa adalah sesuatu. Jadi, aku benar-benar merekomendasikan kalian membaca buku ini karena buku ini berbeda sekali dengan karya Dee lainnya.

Sayangnya, ada beberapa cerita yang tidak tuntas disampaikan Dee dalam buku ini. Beruntung, Alur buku masih membawa kita bertanya-tanya tentang keaslian dari cerita yang ditulis Dee lestari yang satu ini.



Salah seorang pengunjung berswafoto By @nilayunilasari__

Bila kamu merupakan seseorang yang tidak memiliki banyak waktu untuk berlibur ke luar negeri atau luar kota (seperti saya, hehehe), mungkin melakukan staycation adalah jawabannya. Kita dapat menikmati liburan hanya dengan berada di sekitar tempat tinggal kita, dan menjadi turis di kota kita sendiri. Selain itu, Staycation yang berasal dari kata stay (tetap) dan vacation (liburan) saat ini lagi trend dilakukan lho! Alasannya, karena kita bisa lebih menghemat biaya liburan dan menghemat waktu tanpa menghilangkan asumsi liburan yang tenang dan damai. Hari ini, saya bersama dengan teman-teman yang tergabung dalam acara Travelingyuk Academi: Live Blogging bareng Traveling.com berkesempatan untuk staycation di sebuah Hotel Bintang Lima di Kota Malang. The Shalimar Boutique Hotel. Yeyyy !!!!

Sebenarnya bila boleh jujur, ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan staycation atau wisata Malang, apalagi di Shalimar Boutique Hotel. Sebagai seorang traveler yang mau staycation, kita pasti butuh tempat yang nyaman dan tenang untuk berlibur. Nah, Hotel yang terletak di Jalan Cerme No.16 malang ini merupakan hotel bernuansa Heritage yang dapat memanjakan pikiran traveler yang singgah setelah melalui pekerjaan yang sangat melelahkan. Hotel ini memiliki banyak sekali fasilitas yang cocok untuk dinikmati seorang diri, bahkan bersama dengan orang terkasih.

Pertama, untuk kamu yang lebih senang menikmati waktu liburan bersama dengan orang terkasih, Hotel ini memberikan beberapa fasilitas bintang lima yang tenang dan berkelas. Hotel bernuasa belanda ini akan memanjakanmu dengan kamar tidur yang nyaman, luas, dan bersih. Kalau bingung memilih ruangan, kamu bisa mencoba memilih Executive Room atau President Suites. Buat kamu yang suka kopi, kamar President Suites cocok untuk kamu karena menyediakan Nescafe Dolce Gusto. Nah ini yang menarik yang hanya akan kamu temui satu-satunya di Hotel di Kota Malang.

Jangan khawatir dengan foto liburanmu.
Meski kita hanya stay di hotel untuk waktu yang cukup lama, kamu masih bisa membawa pulang foto yang instagramable. Hotel ini memiliki banyak spot foto yang bisa kamu pakai kok. Spot tersebut di antaranya di dalam kamar hotel yang kamu pesan, fasilitas umum seperti Gym dan Swimming Pool, Bar, Lobby, Butik di sudut hotel, hingga perpustakaan. Jadi, kamu masih bisa menikmati liburanmu dengan menyenangkan dan menyimpang kenangan tersebut.

Jadi, masih ada alasan untuk gak liburan?? Staycation aja yuk ^^
Photo by @nilayunilasari


Nama Buku : Karnak Cafe
Penulis : Najib Mahfudz (Pemenang Nobel Sastra 1988)
Penerbit :  Pustaka Alvabet Anggota IKAPI
Tahun Terbit : 2008
Isbn : 978-979-3064-55-0
Dimensi Buku : 180 hlm, 11x18 cm


“Musuh Orang Arab yang Paling Berbahaya adalah diri mereka sendiri.”

Waktu pertama kali aku mendapatkan buku ini dari seorang teman, dia berucap bahwa buku kecil ini adalah buku wajib yang dihadiahkan untuk bisa aku review. Awalnya penasaran. Siapa sosok Najib Mahfudz itu? Dan setelah sekian lama membaca keseluruhan buku ini, aku mulai sadar pentingnya kita me-review buku dari sastrawan Mesir ini.

Novel ini ditulis untuk mengenang sebuah moment krusial yang terjadi di Mesir di akhir tahun 1960-an. Kecemasan dan kekacauan saat itu diakibatkan dari kalahnya Mesir melawan Israel di tahun 1967 dan akhirnya pengkhianatan, saling tuduh, dan curiga menjadi bagian dari kehidupan  masyarakat pada saat itu.

Novel ini mengambil latar sebuah kafe kecil yang terletak di ujung jalan raya bernama kafe Karnak. Tidak seperti kebanyakan kafe, tempat ini menjadi tempat berkumpul sekelompok manusia muda yang merupakan aktivis ekstrem dan berpandangan provokatif. Qurunfula, sang pemilik kafe menjadi daya tarik tersendiri dari perkumpulan tersebut. Para aktivis yang biasanya berkumpul di pojok kafe mulai meledakkan antuasisme dan teriakan terkait sejarah revolusi 1952, pergerakan tentara Mesir ke Sinai di tahun 1967, dan kekalahan Mesir pada Juni 1967. 

Keberanian kelompok ini memunculkan suatu peristiwa ganjil yang mulai merubah isi kafe Karnak: Hilangnya Hilmi Hamada, Zainab Diyab, dan Ismal Al-Syaikh secara misterius. Kabar yang terdengar adalah penangkapan paksa dari kaum Revolusi. Tapi yang pasti adalah, tidak jelasnya keberadaan ketiga pengunjung setia kafe ini. Peristiwa ini merubah suasana kafe dan pengunjungnya. Beberapa orang enggan menjawab penyebab hilangnya mereka dan juga enggan menanyakan apa yang terjadi seakan-akan hal tersebut adalah suatu beban yang berat bagi mereka.

Sebenarnya, saat membaca buku ini, aku banyak belajar tentang pemikiran komunitas dan ideologi yang diwakilkan masing-masing tokoh. Contoh sederhananya adalah tokoh pemilik kafe, Qurunfula yang digambarkan sebagai mantan penari perut yang mendobrak peradaban tari perut sebagai budaya yang terhormat sesuai dengan caranya, atau tokoh Ismail Al Syeikh yang ternyata memiliki kisah asmara dengan Zainab Diyab sahabat kecilnya. Menariknya, novel yang bercerita dari sudut pandang pencerita tunggal tersebut mengungkapkan karakter masing-masing tokoh dengan jelas dan komplit. Sang penulis juga dengan cerdasnya menceritakan semua hal terkait peristiwa revolusi dengan bahasa percakapan yang sederhana sehingga hal tersebut menarik pembaca untuk dapat masuk ke dalam cerita.

Kebetulan, novel Karnak Cafe yang kubaca adalah novel terjemahan dari Happy Susanto. Terjemahannya sangat baik untuk dimengerti dan tidak terlalu ribet untuk dipahami. Sayangnya, beberapa percakapan mengenai sejarah revolusi cukup membingungkan untukku yang tidak bisa memahami istilah istilah pergerakan ataupun istilah dari Mesir. Tapi hal tersebut tidak mempengaruhi kamu yang suka dengan bacaan bergenre sejarah atau peradaban Mesir.


Photo by Me @nilayunilasari__

Nama Buku : Resign!
Penulis : Almira Bastari
Penerbit :  PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (2018)
Tahun Terbit : 2018
Isbn : 9786020380711
Dimensi Buku : 288 hlm, 20 cm


"Barang Siapa yang cuti, maka dia pantas dicurigai" -The Cungpret

Cuti mungkin hanya bagian dari siasat setiap karyawan untuk mencari pekerjaan lain. Begitulah pengertian cuti diartikan oleh keempat Cungpret (Kacung Kampret) di sebuah perusahaan konsultan di kota Jakarta. Sebagai karyawan yang bekerja dengan beban kerja yang berat dan tanggung jawab yang seakan tak pernah selesai, gaji dan jabatan yang gitu-gitu aja, dan bising akibat omelan bos yang terus menyalahkan, pasti sangat berat buat dijalanin. Rasanya Pengen Resign kan.

Ini juga yang terjadi pada kaum Cungpret alias Kacung Kampret yang gak tahan banget kerja gara-gara punya bos yang nyebelin banget. Ganteng sih, Masih muda, Keren, Mapan, tapi jomblo. Tapi cara kerjanya yang perfeksionis membuat keempat cungpret yakni Alranita, Carlo, Karenina, dan Andre pusing bukan kepalang. Demi bisa keluar dari kesengsaraan bekerja di bawah naungan Sang Bos “Tigran”, the cungpret bermotivasi untuk membuat kompetisi cungpret pertama resign. Anehnya, tiap langkah yang mereka lakukan tidak dibiarkan begitu saja oleh Bos Arogan dengan jalur yang mulus. Seperti memang sudah di atur oleh Sang Bos.

Cerita kocak the cungpret inilah yang membuat saya jatuh cinta setengah mati dengan novel karya Almira Bastari ini. Hanya butuh setengah hari saya menyelesaikan novel kuning ini hingga tamat, dan saya menutupnya dengan satu kalimat “Novel ini sangat recommended banget untuk kalian yang jenuh dengan pekerjaan kalian.”

Saya termasuk orang yang sering bicara resign!. Bekerja dengan bos yang super duper galak adalah hal yang paling dibenci semua orang. Tetapi, novel ini menciptakan tokoh utamanya –Sang Bos Tigran- dengan sangat menyenangkan. Seluruh tokoh dalam novel terlihat nyata dan hal tersebut yang membuat saya gampang membayangkan jalan ceritanya.

Satu lagi kelebihan novel ini ialah penulis sangat pintar menggambarkan adegan demi adegan dengan sangat halus dan menggelikan. Ceritanya pun banyak dibumbui hal-hal yang tak terduga. Termasuk asmara. Ketika saya membeli novel ini, saya tak pernah membayangkan kisah asmara Sang Bos dan Alranita akan seseru dalam novel. Romansa yang mereka bawa benar-benar gaya khas Ibu kota dan tidak memaksakan.

Sayangnya, novel ini terlihat sangat cepat berakhir dengan ending yang terlalu mengambang. Hal ini bagus sih untuk pembaca karena akhirnya pembaca akan merasa penasaran dan susah move on. Terlebih di ending, kita bisa melihat siapa saja cungpret yang lolos dan memenangkan kompetisi.

Penasaran?

Novel ini best seller lho di seluruh Gramedia di beberapa kota. Semoga novel setebal 288 halaman ini bisa membantu kalian menemukan strategi resign yang menyenangkan ya. Happy reading ^^




Nama Buku : Animal Farm 
Penulis : George Orwell 
Penerjemah : Bakdi Soemanto
Penerbit :  Bentang, Yogyakarta (2016)
Tahun Terbit : Oktober 2017
Isbn : 978-602-291-282-8
Dimensi Buku : 144 hlm, 20.5cm

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengonsumsi tanpa menghasilkan. Ia tak memberi susu, Ia tak bertelur, ia terlalu lemah menarik bajak, Ia tidak bisa lari cepat untuk menangkap terwelu. Namun, ia adalah penguasa atas semua binatang. Manusia menyuruh binatang bekerja, manusia mengembalikan seminimal mungkin hanya untuk menjaga supaya binatang tidak kelaparan, sisanya untuk manusia sendiri. Tenaga kami untuk membajak tanah, kotoran kami untuk menyuburkan tanah, tetapi tak satupun dari kami memiliki tanah seluas kulit kami. - Major, hal.6 


Berawal dari mimpi buruk Major, seorang babi tua bijaksana tentang nasib para binatang dan obsesinya melakukan pemberontakan pada para manusia, para hewan  di sebuah peternakan binatang mulai menciptakan sebuah dunia baru dimana binatang mulai berkuasa atas dirinya sendiri. Kekuasaan manusia digulingkan dengan cerdas dipimpin oleh dua babi : Snowball dan Napoleon. Mereka mulai membangun visi dan misi yang sama, mentargetkan pembangunan kincir angin yang nantinya diimpikan akan membantu mereka bekerja lebih baik dan lebih mudah. 

Hingga pada akhirnya, kekuasaan benar-benar dapat memabukkan siapapun, tak terkecuali Napoleon. Ia mulai menyingkirkan Snowball, melakukan berbagai macam trik untuk membuat semua binatang percaya pada pemimpin baru. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok dan mulai percaya bahwa pemimpin selalu benar dan kekerasan dapat dilakukan asalkan ada embel-embel untuk tujuan yang menguntungkan pemimpin itu sendiri. 

Terus terang, ini adalah pengalaman kedua saya membaca buku George Orwell. Berbeda dengan Novel 1984 karya Orwell yang lain, novel Animal Farm banyak mencerminkan peristiwa yang mengarah kepada revolusi Rusia di awal tahun 1917. Novel ini merupakan novel klasik fenomenal yang tetap mengkiaskan bagaimana suasana politik pada saat itu dimata seorang penulis yang sangat terkenal karena kritisnya tersebut.  

Buku kuning terjemahan Prof Bakdi Soemanto ini ditulis ulang dengan bahasa yang amat lugas, bagus, dan jelas. Meskipun cetakan awal buku ini diterbitkan pada Januari 2015, terjemahan buku ini tidak mengurangi makna dan situasi yang tergambarkan dalam buku tersebut secara nyata. Bagi yang sangat menyukai novel bergenre serupa, buku ini saya rekomendasikan untuk di baca karena sebenarnya novel ini di tulis dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga dapat dinikmati sekalipun kalian dalam kondisi yang rileks.

Orwell benar-benar cerdas membungkus makna cerita (yang sebenarnya berat untuk kalangan anak muda seperti saya) dengan mengkiaskan hal tersebut dari tokoh sederhana seperti hewan dan kalimat sederhana yang bisa kita temukan sehari-hari. 

Buku ini bisa ditemukan dimanapun karena cetakannya baru saja dicetak kembali pada Oktober 2017 lalu. Saya meminjamnya dari seorang teman di kantor. Tapi sepertinya Ia menemukan novel ini di situs online. Selamat Membaca ^^ 


-Nil 



Sempat merasa menjadi makhluk paling sial di muka bumi,
Aku mulai merasa bahwa kini seluruh mata manusia mulai menghampiri.
Aku mulai mencari pelarian untuk bersembunyi.
Lalu dalam persembunyian itu,
Aku mengumpat dan membohongi diri lagi.
Aku bilang begini,
"Kamu Kuat. 
Kamu tahan dengan efek bodoh yang kamu telah ciptakan. 
Kamu tak akan menyerah." 
Aku berdoa begitu ribuan kali dalam sehari.
Karena itu doa, ya aku mulai memahami bahwa doa selamanya adalah sugesti.
Aku menyadari aku hanya perempuan bermulut besar yang tak bahagia dengan keputusannya sendiri. Aku merugi. Bangun dan Tidur aku serasa ingin mati.



Sempat merasa menjadi makhluk paling asing di dunia ini,
Aku mulai mencari peradaban yang lain.
Oasenya aku temukan dalam perkataan temanku siang ini saat kami bersua sehabis sama-sama melarikan diri.
Ia bilang begini :
"Kita bukanlah orang-orang yang merugi. 
Kita gak akan rugi ditinggalkan oleh orang yang gak cinta sama kita. 
Tapi orang itu akan rugi ninggalin kita karena dia ninggalin orang yang cinta sama dia." 
Karena itu sugesti, ya aku mulai menyadari bahwa seluruh umat meyakini sebuah persepsi.
Aku menyadari aku tidak pernah sendiri.
Aku mungkin merugi tapi aku tak pernah berlari sendiri lagi.


Sebut Saja Saya Perempuan Paling Bodoh Di Dunia Ini.
Tak Tahu Diri Untuk Belajar Dari Pengalaman Buruk, 
Perempuan Bodoh Malah Melakukan Hal Hal Yang Menyedihkan Kemudian.
Tak Tahu Malu Untuk Belajar Dari Situasi Menyedihkan, 
Perempuan Bodoh Malah Melakukan Hal Yang Berada Dalam Batas Kesedihan Paling Dalam.
Bahkan Bisa Di Bilang, 
Kesedihan Yang Membuat Seluruh Harga Dirinya Dipertaruhkan.

Ia, Aku Adalah Perempuan Paling Bodoh Di Dunia Ini.
Tak Tahu Terimakasih Sudah Diberikan Nasehat-Nasehat Perbaikan Diri, 
Perempuan Bodoh Malah Membuat Keputusan Sendiri.
Tak Tahu Harga Diri Di Injak-Injak Kesekian Kali, 
Tapi Mau Saja Rela Diinjak Semenyedihkan ini.
Perempuan Paling Bodoh Di Dunia Yang Bisa Di Bilang, 
Sedang Mengubur Dirinya Sendiri Untuk Mati.

Aku Perempuan Paling Bodoh Di Dunia Ini.
Rela Membiarkan Lelakinya Tersenyum Lebar Di Hadapan Perempuan Lain Di Hadapannya.
Tak Diajak Bicara Dihadapan Orang Tuanya Aku Merasa Baik-Baik Saja.
Berfoto Seolah Dia Bersedia Berada Di Sampingku Dan Menganggapku Ada.
Tapi Pada Akhirnya Melihatnya Menggandeng Perempuan Lain Dan Mengajaknya Mengobrol Panjang Di Hadapanku Dengan Sengaja.

Aku Perempuan Paling Bodoh Karena Menyaksikan Hal Memalukan Itu Tepat Dengan Mata Telanjang.
Seakan Disana Tak Ada Ruang, 
Perempuan Paling Bodoh Hanya Tertawa Menertawakan Kebodohannya 
Berada Dalam Situasi Yang Dihadapinya.
Saat Banyak Pertanyaan Tentang Kenapa Kami Menjadi Seperti Ini, 
Aku Dengan Pikiran Liarku Malah Bertanya Pada Diriku Sendiri:
Kenapa Aku Menjadi Perempuan Paling Bodoh Yang Rela Berada Di Tempat Semacam Ini?

-Nil


Cara sederhana menghancurkan aku adalah begini: 
Buat aku jatuh cinta kepadamu, 
lalu tinggalkan aku ketika aku sedang menaruh percaya kepadamu. 
Kau akan tahu, seluruh tubuhku hanya berisi kenanganmu.

-nil



Kau tau,
hanya untuk berbaikan denganmu,
aku rela kau lupakan pernah menjadi yang nomor satu.
tak apa bila kita harus menjadi orang baru.
tak apa bila itu tak membuat kita menjadi manusia tak tahu malu.
Aku tahu, kita berdua sudah sama-sama menderita sejak dulu.

-nil


Semua orang pada dasarnya selalu ingin melarikan diri
Orang yang sukses, melarikan diri dari waktu sehingga ia selalu merasa terkejar
Orang yang malas, melarikan diri dari dunia sehingga ia selalu ingin merasakan tidur yang panjang.
Orang yang patah hati pun, melarikan diri dari kenyataan yang dihadapinya.

seperti aku saat ini.

Pada satu titik, aku merasa sangat kuat menjalani apa yang ada.
Aku hebat dalam berbohong sehingga sepertinya aku selalu tertawa, selalu sibuk, hingga aku tak punya banyak waktu untuk diriku sendiri.
Aku juga hebat dalam berdebat.
Pernah suatu kali seorang teman bercerita ini itu tentang seseorang yang sedang aku sangat ingin lupakan, dan aku dengan gampangnya membalik semua kata-katanya hingga teman tersebut tak dapat bercerita lagi untuk kesekian kalinya.
Aku pandai dalam mencari perumpamaan.
Aku mengumpat pada satu situasi yang panas saat melihat seseorang itu tampak bahagia dan aku balik bersua dengan semua teman-temanku yang ramai mengumpatnya pula.
Aku membiasakan hidup seperti besok tak akan aku temui hari menyedihkan.
Aku bangun melakukan kegiatan yang sama.
Terus berulang dan berulang hingga aku lupa rasanya digandeng tangan hangat, ditunggu senyum hangat, dan kehangatan kehangatan lainnya.
Aku terus berulang menyampaikan kabar aku bahagia dan beruntung.
Ya... Pada satu titik, aku melarikan diri dengan cara seperti itu.

karena itu, aku mulai membenci pelarian ini.

Aku menyadari bahwa dalam berlari, selalu ada jeda yang sehari-hari ditunggu sang pencuri garis finish.
Aku mulai merasa lelah dan berfikir bahwa ternyata, melarikan diri adalah pekerjaan yang sangat berat dilakukan setiap hari.
Hampir dua tahun aku melarikan diri dari kenyataan, bahwa nyatanya dia -orang yang ingin aku lupakan- masih adalah yang selalu aku pikirkan.
Nyatanya aku menangis di tengah malam dan memasukkan wajahnya kedalam setiap bunga tidur yang aku ciptakan.
Nyatanya badanku selalu berat memulai aktifitas di pagi hari, sebab setiap aku mandi, aku selalu berfikir bagaimana cara agar tidak melihatmu berkeliaran di mana-mana.
Nyatanya setiap hari aku butuh strategi menghadapi diriku sendiri yang ingin terus berlari kearahmu tanpa tau diri.
Nyatanya aku mengumpat kepada diriku sendiri. Aku sadar aku bodoh dalam memilih. Tapi aku tersiksa bila tak jujur bahwa aku tak bisa melepasmu begitu saja.
Nyatanya pelarian demi pelarian yang terjadi setiap hari, membuatku gila dan ingin menggantung diri.
Aku terus berulang kali ingin melarikan diri ke arahmu.
Bilang bahwa semua akan baik-baik saja sekalipun ia tak pernah menganggapku ada.
Ya.. Pada saat aku menyadari hal ini, aku melarikan diri dengan cara seperti saat ini.



Berbahagialah mereka yang bisa melarikan diri dengan ketidakpastian.
Ia adalah orang yang diberkati Tuhan untuk dapat bebas memilih dengan lepas.
Berbahagialah mereka yang bisa melarikan diri dan menemukan kebebasan.
Ia adalah orang yang paling berbahagia karena tak merasa menyiksa dirinya sendiri dari kecurangan-kecurangan akal dan pikiran.


-nil


Suatu kali, aku membaca sebuah kisah dramatik karya Pram, seorang sastrawan Indonesia yang berhasil menghidupkan kisah seorang tokoh nyata dalam roman roman bertema sejarah. Terus terang, aku tak terlalu menyukai kisah berat. Tapi kisah yang satu ini membuatku kembali menghadapi dilema. Dalam buku Tetralogi Buru (Bumi Manusia,Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca), Pram menghidupkan sosok Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo dalam sosok Minke. Dalam cerita itu, MInke memulai kisah cinta dengan Annelies, seorang peranakan Belanda dengan pribumi bernama Sakinem. Dalam kisah ini, aku menyukai tokoh Sakinem yang lebih dikenal dengan nama Nyai Ontosoroh. Ia sosok yang tegar dan lebih terpelajar dari orang Belanda dan kemudian di ceritakan menjadi guru panutan Minke di kemudian hari. 

Suatu kali, ada satu titik di mana Minke tidaklah ingin menulis. Ada sebuah konflik yang membuat emosinya begitu. Lalu dalam ketegasan, Nyai Ontosoroh berkata kepada Minke "Kau tahu mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? karena kau menulis.Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari." 

Ucapan itu membuatku berhenti membaca. Ku tutup buku Pram pelan setelah aku menandai halamanku. Lalu,mulailah aku merenung. 

Menurutku, ucapan Nyai sungguh membuat perasaanku bergejolak.
Pada posisi seperti saat ini, aku mengalami kemunduran yang asing yang tak dapat aku hindari.
Tulisan, salah satu penanda langkahku, aku hentikan sementara waktu.
Itu sebabnya aku tak terbiasa menulis akhir akhir ini.
Langkah dalam hidupku yang berisi kisah sedih dan menyeramkan, terhenti tanpa jeda seakan aku kehabisan nafas untuk berjalan. 
Perenunganku terus berlanjut hari demi hari. 
Aku tak berani melanjutkan kisah Pram, aku tak berani barang sedikitpun membaca kisahnya lagi. 
Aku mulai mempertanyakan tujuanku. 
Bila Nyai benarlah berada di depanku mengatakan hal semacam itu, apa yang harus aku jawab?
Aku mulai mempertanyakan siapa yang akan lebih menyayangiku lebih dari siapapun.
Bila Nyai mengatakan dia menyayangiku karena aku menulis, sementara sekarang tidak, aku hanya makhluk tidak berguna yang tak ada suaranya.
Aku mulai mempertanyakan suaraku.
Kemanakah dia? Hilangkah dia? sendirikah dia sekarang? menjadi tokoh minoritaskah dia saat ini?

-Nil

Hehh, Besok ga akan hujan. 
Soalnya aku benci kalo harus menduakan pakaianku yang basah,
dan memilih memikirkan kenanganku dulu sama kamu di tengah rintik hujan. 
Terus Besok ga akan hujan, kok. 
Aku juga benci kalo harus memanaskan jaketku di alat pemanas, 
padahal sekalipun jaketku tak basah, aku tetap merasa sedang kedinginan, 
karna gaada lagi kamu yang meluk aku kayak dulu. 
Aku juga paling malas menjemur sepatu dan sendalku di depan rumah. 
Padahal, sepatuku yang kering hanya sepatu pemberian darimu. 
Yang rela aku biarkan begitu supaya kamu tak pernah marah aku merusaknya. 
Pokoknyaaaaa. 
Aku harap besok ga akan hujan. 
Sudah berminggu-minggu aku mengadu. 
Ini udahh berapa lama dinginnya masih tak tahu malu. 
Aku mulai rindu pada aroma dan bau khas hujan tahun lalu. 
Aku mulai rindu sesuatu yang hangat pada objek itu,.



-nil

Aku perlu istirahat.
Ternyata berpura-pura bahagia butuh tenaga ekstra.
Kau tak akan tau seberapa banyak vitamin yang sudah aku minum.
Kau juga sepertinya tak akan paham seberapa sering aku mengunjungi dokter untuk diberikan suntikan kabar baik bahwa aku baik baik saja.
Baik-baik saja dalam kepura-puraan.

Aku perlu istirahat.
Mungkin resep dokter soal makan obat 3x sehari sebelum dan sesudah makan, atau mencari alternatif pengobatan tidak akan menyembuhkanku dan membuatku menjadi pribadiku yg lama.
Aku menyadari dalam sakitku yg panjang, perubahan ini terjadi karna aku telah jauh berbeda.
Aku menyadari kau berubah, karena akupun demikian.
Makanya seberapa jauh aku tamasya mencari ketenangan, aku tak akan dapat menemukan aku yg lama.
Sampai kapanpun itu.

Aku perlu istirahat.
Dunia terlalu menyebalkan dan berat untuk dijadikan panggung kepura-puraanku.
Aku perlu jeda untuk diriku sendiri.
Lalu setelahnya aku akan kembali menemuimu dalam wujud asliku
yg telah lepas dari rasa pura-pura.


-nil