Sebelum aku bertemu denganmu Sabtu depan

, , No Comments



Tepat delapan bulan yang lalu,
Aku menemukan seorang laki-laki yang pemberani.
Dia menelponku tengah malam, dan bicara bahwa ada rasa dalam hatinya yang menyuruhnya mendekatiku.
Dia mengatakan bahwa rasa itu tak biasa.
Dia mengatakan bahwa aku istimewa.
Dia mengatakan banyak kegelisahan yang ia pikirkan bila ia bersamaku.
Dan mengatakan banyak keindahan yang ia dapat rasakan bila menjalani hari bersamaku.
Singkat cerita, aku menerima laki-laki itu dengan harap dan cita.
Aku mulai percaya bahwa ia adalah yang terakhir, yang nantinya dengannya aku akan baik-baik saja.
Aku mulai percaya mimpi. 
Aku mulai percaya dan berpegang erat kepada laki-laki itu.
Aku mulai membuka topengku di depan dia.
Sembari berkata, “ini aku yang sebenarnya. Apa kau bisa terima?”
Dan lelaki itu menjawab iya.


Hari-demi-hari sejak hari itu,
Laki-lakiku tumbuh menjadi pria yang sempurna dimataku.
Baru kali itu, aku mendapat cinta yang luar biasa banyak.
Yang setiap hari memberiku cinta yang hangat.
Yang setiap hari selalu ada.
Bagiku dia adalah segalanya yang pernah kudapatkan.
Lalu laki-laki itu menjadi yang paling berharga dimataku.
Laki-laki itu mengubah duniaku.
Dari yang luas, aku mulai menyimpulkan mengecilkan wilayahku.
Aku mulai hidup berdua dengannya.
Bercita cita selalu berdua bahagia.
Dan memberitahu dunia bahwa hidup sudah baik-baik saja dengan dia.
Aku tak butuh yang lainnya.


Seketika itu pula,
Lelaki itu menoleh ke belakang.
Dia meninggalkanku dengan harapan dan pergi tanpa satupun pesan.
Katanya untuk membuatku merasa dewasa, ia memilih menjauh.
Tetapi aku sudah menjadi boneka yang jantungnya adalah dia.
Aku selalu merasa tak dapat bernafas dengan baik bila ia menyakiti rasa ini.
Aku selalu tertekan, tapi aku bahagia merasa tertekan.
Hal itu kulakukan lagi dan lagi.
Jatuh, sakit, jatuh, terjatuh, sakit, lalu sembuh lagi.

  
Aku mencintai laki-laki itu lebih dari yang aku kira.
Aku tak pernah membayangkan bahwa laki-laki itu dapat begitu mudahnya menjadi nadiku,
Saat darah yang hangat dan panas itu tau tau sudah dibutakan oleh dia.
Aku tak pernah membayangkan jatuh cinta sampai aku dicampakkan.
Aku tak pernah membayangkan dapat susah tidur sedemikian rumit hanya karena laki-laki ini.
Aku tak pernah membayangkan hal ini.
Aku mencintai laki-laki ini sampai membuatku gila.
Aku menutup mata, telinga, dan rasa pada yang lain.
Dan mulai berharap apa yang orang lain kabarkan jelek tentangmu tak pernah masuk ke dalam realitaku.

Aku mulai berharap kau mati bersamaku.
Merasakan rindu yang sedemikian mencekam.
Merasakan rasanya sakit yang menyenangkan.
Menunggu orang yang kita cinta.
Aku ingin kamu merasakan dunia berjalan sangat lambat dari yang kamu harapkan,
Dan kamu seakan terbakar dengan api setiap kali kamu liat detik menit dan jam berputar sangat lama.
Aku ingin kamu merasakan cemburu. Melihat pasanganmu bersama dengan yang lain. Tertawa dengan yang lain.
Aku ingin kamu merasakan. Bahwa dalam tidurpun, tak ada satu detik tersisa tanpa memikirkanmu.
Hingga malam menjadi musuh bagi detak jantung yang sahut menyahut di antara bantal dan guling kamarmu.
Aku merasakan itu sebulan.
Kamu merasakannya selamanya.

4 Juli 2017
@ruang humas
Ketika aku letih menghitung tanggal dan jam dan aku ketakutan melewati tiap hari

Sebelum aku bertemu denganmu Sabtu depan

0 komentar:

Post a Comment