Catatan Pelarian Diri (2)

, , No Comments


Sempat merasa menjadi makhluk paling sial di muka bumi,
Aku mulai merasa bahwa kini seluruh mata manusia mulai menghampiri.
Aku mulai mencari pelarian untuk bersembunyi.
Lalu dalam persembunyian itu,
Aku mengumpat dan membohongi diri lagi.
Aku bilang begini,
"Kamu Kuat. 
Kamu tahan dengan efek bodoh yang kamu telah ciptakan. 
Kamu tak akan menyerah." 
Aku berdoa begitu ribuan kali dalam sehari.
Karena itu doa, ya aku mulai memahami bahwa doa selamanya adalah sugesti.
Aku menyadari aku hanya perempuan bermulut besar yang tak bahagia dengan keputusannya sendiri. Aku merugi. Bangun dan Tidur aku serasa ingin mati.



Sempat merasa menjadi makhluk paling asing di dunia ini,
Aku mulai mencari peradaban yang lain.
Oasenya aku temukan dalam perkataan temanku siang ini saat kami bersua sehabis sama-sama melarikan diri.
Ia bilang begini :
"Kita bukanlah orang-orang yang merugi. 
Kita gak akan rugi ditinggalkan oleh orang yang gak cinta sama kita. 
Tapi orang itu akan rugi ninggalin kita karena dia ninggalin orang yang cinta sama dia." 
Karena itu sugesti, ya aku mulai menyadari bahwa seluruh umat meyakini sebuah persepsi.
Aku menyadari aku tidak pernah sendiri.
Aku mungkin merugi tapi aku tak pernah berlari sendiri lagi.

0 komentar:

Post a Comment